Follow Us

     Marhaban Ya Ramadhan bulan suci penuh berkah dan anugerah untuk seluruh umat manusia. Bagi orang yang beriman menjalankan ibadah dibula...

    


Marhaban Ya Ramadhan bulan suci penuh berkah dan anugerah untuk seluruh umat manusia. Bagi orang yang beriman menjalankan ibadah dibulan Ramadhan adalah sebuah keistimewaan yang diberikan Allah kepada manusia sebagai ajang menaikan iman dan taqwa serta pembersih dari dosa-dosa yang teramat banyak. Maka moment Ramadhan ini harus dimaksimalkan sebaik-baiknya.

 

Ramadhan kali ini sedikit berbeda dengan tahun yang lalu. Meredanya wabah Covid-19 dan ruang gerak yang lebih longgar membuat suasana ramadhan tahun ini lebih meriah dan umat muslim dapat beribadah dengan nyaman seperti tahun-tahun dimana dunia aman dari wabah. Hal inilah yang menjadi kesempatan yang baik untuk memetik manisnya iman pada bulan ramadhan.

 

Cinta kepada Allah

 

Faktor utama yang membawa umat muslim kepada manisnya iman ialah cinta kepada Allah. Mencintai Allah adalah komitmen cinta tertinggi dalam hidup dan tidak ada yang wajib dicintai dengan haq selain Allah La mahbuda illa Allah. Dengan komitmen ini seorang muslim senantiasa mengutamakan meraih ridha-Nya daripada melakukan hal-hal yang mencederai cintanya kepada Allah dengan bermaksiat ataupun mencintai hal lain tanpa didasari cinta pada Allah.

 

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

 

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (QS Ali Imran ayat 31)

 

Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada mereka yang merasa mencintai Allah, “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larang-an-Nya yang disyariatkan melalui aku, juga ditambah dengan melaksanakan sunahsunahku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang terhadap siapa pun yang mengikuti perintah Rasul-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

 

Memaksimalkan kesempatan dapat bertemu kembali dengan bulan suci ini adalah hal yang senantiasa digencarkan bagi umat muslim. Beribadah dengan sebaiknya-baiknya demi mendekatkan kembali hati yang telah jauh dari pemilik yang haq. Memperbanyak waktu membaca Al-qur’an sebagai penerang dan penyejuk hati yang senantiasa gundah. Dan melambungkan do’a sebagai komunikasi kepada Allah.

 

Cinta pada Rasulullah SAW

 

Rasulullah sebagai uswah hasanah dalam menjalankan hidup didunia sesuai dengan aturan Allah dimuka bumi. Mencintai Allah mestilah mencintai Rasulullah dua hal ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagaimana umat muslim membacakan kalimat syahadat.

 

Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah dengan meneladani petunjuk dan sunnah beliau dengan berusaha mempelajari dan mengamalkannya dengan baik dan penuh kepercayaan bahwa tiada contoh dan suri tauladan yang lebih utama dari ajaran dan sunnah Rasulullah. Cinta yang seperti inilah yang akan mendatangkan mahabbah dan maghfirah dari Allah.

 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ 

 

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. QS. Al-Ahzab Ayat 21

 

Rasulullah adalah teladan bagi manusia dalam segala hal, termasuk di medan perang. Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu dalam semua ucapan dan perilakunya, baik pada masa damai maupun perang. Namun, keteladan itu hanya berlaku bagi orang yang hanya mengharap rahmat Allah, tidak berharap dunia, dan berharap hari Kiamat sebagai hari pembalasan; dan berlaku pula bagi orang yang banyak mengingat Allah karena dengan begitu seseorang bisa kuat meneladani beliau.

 

Hanya Rasulullah sajalah suri tauladan yang sebaik-baiknya ditiru oleh umat muslim. Tidak ada keraguan dalam diri Rasulullah sehingga sebagai umat muslim patut meyakini jika dengan menjalankan sunnah beliau adalah cara untuk mendapatkan ridha Allah dan hanya Rasulullah yang mampu membimbing dan memberi syafaat kepada umat muslim kelak di akhirat nanti.

 

Cinta kepada manusia karena Allah

 

Faktor berikutnya yang mampu menghantarkan kepada manisnya iman ialah mencintai seseorang karena Allah. Dalam artian mencintai seluruh manusia dengan catatan tidak melanggar atau menyimpang, melebihi atau mengurangi melainkan semuanya tetap dengan batas-batas aturan dari Allah.

 

Dalam mengaplikasikan cinta kepada seseorang karena Allah, umat muslim senantiasa mendoakan kebaikan untuk umat muslim lainnya agar selalu didalam bimbingan dan lindungan-Nya. Serta juga dalam hal ini umat muslim mengaplikasikan ta’awunu ‘ala ‘l-birr wa ‘I-taqwa (bekerjasama, tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa)

 

“Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri,” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Mencintai sesama muslim karena Allah sejatinya adalah penguat iman agar tidak kembali lalai. Dengan bersama-sama melakukan ibadah dan saling mengingatkan jika melakukan salah maka itu adalah sebaik-baiknya penjaga diri agar tak melakukan sesuatu yang sia-sia. Besyukurlah jika kita mempunyai rasa cinta pada sesama muslim ini karena rasa cinta yang diberikan oleh Allah inilah yang membuat muslim tetap tenang dan damai dalam barisan.

 

Benci kembali kepada kekufuran

 

Sebagai muslim sejati rasa benci terhadap kekufuran sebagaimana kebencian dilempar ke dalam neraka merupakan sebuah sikap yang tegas agar tak kembali mengulangi kemaksiatan. Seorang muslim harus pandai menjaga diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dimurkai Allah sehinnga tak termasuk kedalam orang-orang munafik.

 

Dalam menjemput ridha Allah pasti akan mendapati godaan-godaan duniawi yang menggiurkan. Situasi itulah yang menjadi cobaan pada kualitas iman muslimin. Godaan-godaan baik harta, tahta dan seorang yang dicinta akan kuat hadir dalam cobaan keimanan. Namun bagi muslim sejati hal-hal yang seperti tadi tidak akan menggoyahkan iman dalam hatinya. Karena dia tahu meski dengan memiliki harta yang berlimpah, kekuasaan yang tinggi dan dibersamai orang yang dicinta jika tidak mampu mendekatkan dengan Allah maka semua itu ibarat buih yang tidak berguna,

Sifat benci dalam hal ini bukan menjadikan seorang muslim lantas menghina dan merendahkan umat lain. Bahkan muslin seharusnya mampu menjaga dirinya dari perbuatan memperolok dan merendahkan sesama muslim, zhann, tajassus dan ghibah. Seperti yang ditunjukan pada Qs. An-nur Ayat 11-13 dan Qs. Al-Hujurat ayat 11-12.

 

Bulan ramadhan adalah bulan suci yang penuh kemuliaan. Marilah kita isi ramadhan ini dengan penuh cinta dan meninggalkan segala sesuatu yang menjadi kemaksiatan demi memetik manisnya iman agar mampu menjadi umat muslim sejati yang rindu akan Syurga Allah SWT.



Oleh : Muhammad Rahman