Inilah Batas Waktu Shalat Dhuha dan Waktu Utama Mengerjakannya
JURNALISTIK KPI STUDIO — Shalat dhuha menjadi shalat naafilah (sunnah) yang dapat menambah kataatan dan kekhusyukan kita kepada Allah -subhaanahu wa ta'aala-. Selain mendapatkan ganjaran dari melaksanakannya, shalat dhuha juga punya banyak keutamaan lain yang tidak kalah penting dari shalat-shalat sunnah seperti tahajjud. Dalam hadits yang populer dari Abu Dzar, Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
يُصْبِحُ عَلى كُلِّ سُلامى مِن أحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وأمْرٌ بِالمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ونَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ ويُجْزِئُ مِن ذَلِكَ رَكْعَتانِ يَرْكَعُهُما من الضُّحى
Artinya: "Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at." (HR. Muslim No.720)
Shalat dhuha mampu mengganti sedekah dengan keseluruhan jumlah persendian dalam tubuh kita. Sekaligus dalam hasil penelitian, gerakan-gerakan dalam shalat mampu menyehatkan badan, melancarkan peredaran darah, dan meningkatkan imunitas juga konsentrasi. Maka tidak heran jika orang yang senantiasa menjaga shalatnya apalagi jika beserta shalat-shalat naafilah lainnya pembawaannya tenang dan sikapnya proporsional.
Batas Waktu Shalat Dhuha
Sama seperti shalat naafilah lainnya, dalam pelaksanaannya, shalat dhuha punya batasan waktu tertentu. Arti dari kata dhuha sendiri adalah waktu ketika matahari naik sepenggalah; waktu naiknya matahari hingga sebelum tergelincir ke Barat.
Dalam kitab Maraqil-Falah, Syaikh Hasan bin 'Ammar, seorang ulama madzhab Hanafi membedakan waktu dhuha menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Waktu Dhahwah,
yakni waktu awal terbit matahari. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin berkata, "Awal waktu dhuha adalah ketika matahari berada setinggi tombak", tepatnya kisaran 15 menit setelah matahari terbit.
2. Waktu Dhuhaan,
dengan lafaz maqshur, waktu dhuhaan ini berarti matahari yang sudah lebih meninggi dan akan tergelincir ke barat.
3. Waktu Dhahaa
Waktu ini dimulai dari habisnya waktu dhuhaan hingga tergelincirnya matahari (zawal).
Lantas kapankah waktu utama mengerjakan shalat dhuha?
Waktu Utama Mengerjakan Shalat Dhuha
Merujuk hadits Zaid bin Arqam radhiyallaahu 'anhu, ketika dirinya mendapati sekelompok orang Quba yang sedang melaksanakan shalat dhuha, lalu dia berkata:
لَقَدْ عَلِمُوا أنَّ الصَّلاةَ فِي غَيْرِ هَذِهِ السّاعَةِ أفْضَلُ، إنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قالَ: «صَلاةُ الأوّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الفِصالُ
Artinya: "Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama. Rasulullah saw bersabda, “(Waktu terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta merasakan terik matahari.” (HR. Muslim no. 748).
Maksudnya, ketika kondisi panas di akhir waktu, yakni waktu paling akhir (waktu dhahaa). Dalam Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Inilah waktu utama untuk melaksanakan shalat Dhuha. Begitu pula ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa ini adalah waktu terbaik untuk shalat Dhuha. Walaupun boleh pula dilaksanakan ketika matahari terbit hingga waktu zawal.”
Itulah keutamaan bagi orang yang melaksanakan shalat dhuha, dan ketentuan batas waktu serta kapan waktu yang paling utama mengerjakannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga shalat fardhu dan naafilah.
Wal-Llaahul-Musta`aan
-----------------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
- Syarh al-Arba`in an-Nawawi, Syaikh Muhammad bin Shalih al-`Utsaimin
- Misykaatul-Mishbah, Abu Adillah at-Tabriiziyy (w.741)
- app.turath.io untuk mencari sanad hadits beserta lafadznya
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances