Seperti yang kita tahu bahwa akhir-akhir ini kita sedang diuji dengan banyaknya permasalahan yang di sebabkan oleh adanya adu domba antar sesama saudara hanya karena kepentingan sebagian orang. Tak seperti dulu yang kita hidup dalam keadaan yang nyaman,tentram dan aman, walaupun tidak selalu seperti itu tapi kondisinya lebih baik dari pada sekarang. Memang dalam suatu negara, kota bahkan hingga lingkup keluarga pun tidak akan luput dari yang namanya permasalahan internal tetapi hal yang disebut "Masalah" pun tidak bisa kita terus biarkan menjalar hingga kemana mana sebab itu awal mula adanya perpecahan. Sudah barang tentu kita tidak selalu menginginkan adanya perpecahan ataupun tercerai berai karna segala hal yang sudah pecah akan sulit untuk kembali sempurna seperti awal.
Kita bisa melihat contoh
singkat dari konflik yang pernah terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Ketika
Nabi Muhammad saw wafat, umat Islam terbagi dalam tiga kelompok kekuatan politik.
Pertama,
orang-orang Anshar, penduduk asli Madinah, yang merasa paling berhak mewarisi
kepemimpinan Nabi.
Kedua,
orang-orang Muhajirin, kaum pendatang dari Mekkah, pengikut awal Nabi. Ketiga,
keluarga Nabi yang dikenal dengan ahlul bait. Masalah transisi kepemimpinan di
masa kritis itu hampir saja memicu perpecahan umat.
Bersyukur,
dua kelompok pertama setelah berdebat akhirnya tercapai kesepakatan mengangkat
Abu Bakar menjadi khalifah melanjutkan kepemimpinan Nabi Muhammad saw
mengendalikan negara dan pemerintahan yang saat itu sudah seluas jazirah Arab.
Ancaman perpecahan pun
bisa merekat kembali.
Namun
pengangkatan sepihak tanpa melibatkan kelompok ahlul bait ini, kemudian hari
menjadi multi tafsir sehingga membentuk kelompok oposisi yang semula laten tapi
lama kelamaan mengkristal menjadi kekuatan yang mengganggu keutuhan umat Islam.
Dari
contoh konflik yang disebutkan diatas kita menjadi tahu bahwa kondisi umat
Islam setelah wafatnya Rasul tidak berjalan begitu kondusif , ada cukup banyak
masalah yang terjadi pada tubuh umat islam saat itu. Rata-rata penyebab terjadi
nya konflik pada umat adalah adanya miss komunikasi ataupun ego masing-masing
pribadi maupun kelompok.
Permasalahan yang dialami
umat saat islam pun tidak hanya ada pada zaman nabi ataupun zaman sahabat saja,
tetapi permasalahan yang menyebabkan perpecahan pun terasa hingga saat ini
seperti yang disampaikan oleh Mufti Syria Syekh Adnan al-Afyuni
mengatakan, ada dua sumber perpecahan dan perselisihan umat Islam. Pertama,
mencari keuntungannya sendiri-sendiri. Masing-masing atau kelompok umat Islam
melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau
kelompoknya. Mereka tidak peduli jika apa yang mereka lakukan itu menimbulkan perpecahan
di tubuh umat Islam.
Dan solusi dari perpecahan
yang terjadi dikalangan umat saat ini adalah menumbuhkan kebersamaan. Allah SWT
sudah memberitahukan dalam firman Nya
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ( Ali-Imran : 103)
Ayat diatas
menerangkan bahwa Allah melarang kita untuk tercerai berai dan Allah
mengisyaratkan kepada kita umat manusia untuk menjungjung tinggi kebersamaan,
Rasulullah Saw bersabda :
“(Berpegang teguhlah) kalian dengan AlJama’ah dan menjauhlah dari perpecahan”.
(H.R Imam At-Tirmidzi dalam sunannya pada kitabul fitan). Al-Jama’ah secara
bahasa berasal dari kata Al-Jama’ yang mengandung makna : “Menyatukan sesuatu
yang terpecah”.
Maka kata jama’ah adalah lawan kata dari
perpecahan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa 2/157 :
“Dan mereka di namakan Ahlul Jama’ah karena Al-Jama’ah adalah persatuan dan
lawannya adalah perpecahan”. Adapun makna Al-Jama’ah menurut syar’iat adalah,
“Yang mencocoki kebenaran walaupun sendirian”.
Semangat memelihara keutuhan jama’ah, persatuan
dan perdamaian dalam arti umum dengan prinsip-prinsipnya. Karena itu, persatuan
dan kesatuan umat akan mendatangkan ridha Allah, sebaliknya perpecahan hanya
akan mendatangkan murka-Nya. Seperti yang dikatakan "al-jama’atu
rahmah wal furqatu ‘adzab " (kebersamaan adalah rahmat, sedangkan
perpecahan adalah azab).
Dalam hal ini kebersamaan dan saling pengertian menjadi sebuah kunci
untuk membuka gembok yang disebut "masalah", mengapa seperti itu?
Sebab dari adanya rasa kebersamaan kita tidak hanya merasa kan rasa nyaman dan
aman melainkan ada hal yang lebih dari itu ,yaitu bisa saling mengerti satu
sama lain. Ketika ada masalah yang menyangkut sesama saudara tentu nya perlu
suatu media dimana kedua belah pihak bisa nyaman untuk membicarakan masalahnya,
karna media nya itu bukan hanya sekedar tempat melainkan munculnya sebuah rasa
untuk menurunkan ego nya masing-masing dan ketika keduanya telah luluh maka akan
timbul rasa kebersamaan yang akan membuat suasana tidak lagi sepanas api yang
menyambar saat masalah itu menghampiri, melainkan kebersamaan itulah yang dtg
seolah olah seperti pemadam yang
bergegas untuk memadamkan api masalah tersebut.
Rasa kebersamaan perlu kita hadirkan tidak hanya dikala kita mempunyai
masalah dengan seseorang atau bahkan satu negara tetapi rasa tersebut perlu
kita tanam dalam diri sebagai pengingat untuk diri sendiri agar senantiasa
menjaga persaudaraan, sebab kita bisa dengan nyaman hidup diindonesia karena
orang² tua kita dulu menanamkan rasa kebersamaan itu dalam diri mereka yang
kemudian sekarang bisa kita tuai hasilnya.
Solusi
terbaik dari perpecahan umat ini, marilah kita mulai dari diri kita, keluarga
kita, orang orang disekitar kita, mari kita bersatu di atas kalimat tauhid,
tingkatkan kesungguhan kita beribadah kepada Allah Swt, perbanyaklah ilmu dan
kita harus mengalahkan hawa nafsu kita, menghilangkan dengki dan ego kita, kita
lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau kelompok.
Jangan pula sampai tertipu dengan pola pikir
yang keliru. Semoga Allah selamatkan hati
kita dalam taat kepadanya, bersatu di dalam tali Agama Allah, istiqamah di
jalanNya dan tidak saling berpecah belah, aamiin ya rabbal alamiin.
oleh : Mohamad Hanif



Mantappp ka, terus menulis
BalasHapusMantaapp, semangaat teruus
BalasHapusMasyaAllaah mantaps
BalasHapus